Catatan Perjalanan: Mencari Warna di Pelataran

Bahagia, sebuah kata yang sering diucapkan, namun jarang kita telusuri maknanya.Kadang-kadang, di tengah hiruk-pikuk kehidupan digital, kita diingatkan untuk “Jangan lupa Bahagia!” Seolah bahagia adalah suatu hal yang dapat terlupakan. Pertanyaannya apakah kita benar-benar pernah melupakan kebahagiaan? Kalau memang lupa, apa hal yang menyebabkan ya?

Hal ini menuntun saya untuk merenungkan lebih jauh:

Sebetulnya apa arti bahagia?

Apa sebuah saja syarat terjadinya bahagia?

Namun, melalui renungan ini, saya menyadari bahwa bahagia adalah sebuah pilihan yang terjalin dengan setiap keputusan yang pernah kita buat. Bagi saya, bahagia bukanlah sesuatu yang terlupakan, melainkan sebuah pilihan yang kita buat setiap hari. 

Seiring waktu, menyadari bahwa bahagia adalah suatu proses yang sistemik, berproses terus-menerus. Apa yang kita alami sekarang adalah sebagian besar dari konsekuensi dari pilihan-pilihan masa lalu. Pekerjaan, hubungan, persahabatan, bahkan teman hidup, kesehatan, semuanya terhubung dengan keputusan yang telah kita buat sebelumnya. Di tengah- tengah itu ada berbagai proses yang panjang dan berliku, naik dan turun yang turut membentuk sikap dan karakter kita. Lebih jauh, waktu akhirnya menunjukkan bahwa bahagia tidak hanya tentang apa yang kita dapatkan saat ini, tapi juga bagaimana kita merespons setiap peristiwa.

Semakin dewasa ini, saya menyadari bahwa Bagi saya, arti bahagia adalah juga mampu menyusun kembali makna setiap pengalaman dengan sikap hati yang positif. Itulah adalah kunci.  Berbagai pengalaman membentuk saya menjadi pribadi saat ini, adalah proses yang tidak mudah. Saya jatuh bangun, merawat luka-luka meski tak seluruhnya pulih, saya menyadari bertahan saja sudah bersyukur. Meminjam puisi Joko Pinurbo dalam bukunya Kasih sukacinta:

Ada yang belum 

sempat mengucapkan

Aku ingin mencintaimu 

dengan sederhana kepada

dirinya sendiri. Amin

Hidup juga mengajarkan saya untuk  melepaskan hal-hal yang menjadi sumber ketidakbahagiaan. Bagi saya, bahagia adalah memberi ruang pada diri sendiri untuk menikmati keheningan, bersyukur atas pilihan yang telah diambil, bahkan jika terkadang penuh tantangan.

Jadi, apakah kita lupa akan bahagia? Mungkin saat terlalu sibuk mencari, kita melupakan bahwa bahagia hadir dalam momen-momen sederhana yang terasa istimewa: duduk bersantai, berjalan tanpa arah, atau sekadar melamun, atau menyapa penjaga warung seraya menunggu matahari terbenam.

Jadi, perihal jangan lupa bahagia, saya kembalikan kepada Anda. Saya mengingatkan agar mengutamakan perjalanan emosional alih alih fisik. Ada keajaiban-keajaiban kecil yang sering kali luput dari perhatian kita, yang kiranya dapat membuat sisa usia menjadi lebih bermakna.

Jkt 9 Nov 2023

– mengenang ibu  dua puluh tahun dalam mega-mega-

– dadah ke langit-